TEKNIK
PEMBERIAN OBAT LUAR
1.
PENGERTIAN
Obat luar merupakan obat
yang diberikan secara Topikal dan inhalasi ( obat melalui paru ).
a.
Obat Topikal
Pemberian obat secara topikal adalah memberikan obat
secara lokal pada kulit atau pada membrane. Macam-macam pemberian obat secara
topikal adalah
Pemberian obat
pada kulit
Pemberian obat
mata
Pemberian obat
tetes telinga
Pemberian obat
tetes hidung
Pemberian obat
melalui vagina
KEUNTUNGAN
a.
Menempel pada mukosa dengan kuat tanpa
iritasi
b.
Mempunyai vikositas tinggi
c.
Pasien merasa nyaman
d.
Mempunyai toxisitas rendah
e.
Membantu permeabilitas jaringan
KERUGIAN
a.
Pemberian topikal pada kulit terbatas
pada obat-obat tertentu
b.
Jumlah obat yang diserap tergantung
pada luas permukaan kulit
c.
Daya obat berpenetrasi pada kulit
b. Inhalasi
Adalah cara pemberian obat dengan cara disemprotkan
kedalam mulut. Kelebihan dari pemberian obat dengan cara inhalasi
adalah absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat terkontrol,
terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung kepada bronkus.
Untuk obat yang diberikan dengan cara inhalasi ini obat yang dalam keadaan gas
atau uap yang akan diabsorpsi akan sangat cepat bergerak melalui alveoli
paru-paru.
A. Inhalasi
Nasal
·
Obat diinhalasi melalui hidung menggunakan
sebuah alat yang menghantar obat
·
Efek dari obat yang disemprotkan antara lain
vasokonstriksi jalan napas
·
Obat lain yang diberikan dengan cara ini
antara lain anestesi local, steroid dan oksigen
B. Inhalasi
Oral
·
Inhalasi oral paling sering digunakan untuk
menghantar obat ke sel target atau organisme di parenkim paru
·
Obat selalu dihantar oleh alat yang dipegang
ditangan klien, obat berbentuk inhaler dan disemprotkan lewat oral (aerosol,
uap atau bubuk yang masuk kesaluran udara diparu
·
Metered Dose Inhalers (MDI) memfasilitasi
pengantaran obat ke parenkim paru
·
Teknik yang digunakan klien pada pemberian
obat inhalasi oral perlu dipantau, khususnya pada bayi atau lansia
2.
TUJUAN
a. Tujuan Pemberian Obat Topikal
Tujuan dari pemberian obat topikal secara umum adalah
untuk memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut.
·
Pemberian Obat
Topikal Pada Kulit adalah untuk memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut
·
Pemberian obat
melalui mata
a) Untuk mengobati gangguan pada mata
b) Untuk mendilatasi pupil pada pemeriksaan struktur
internal mata
c) Untuk melemahkan otot lensa mata pada pengukuran
refraksi mata
d) Untuk mencegah kekeringan pada mata
·
Pemberian obat
tetes telinga
a)
Untuk
memberikan effek terapi lokal (mengurangi peradangan, membunuh organisme
penyebab infeksi pada kanal telinga eksternal)
b)
Menghilangkan
nyeri
c)
Untuk
melunakkan serumen agar mudah untuk diambil
·
Pemberian obat
tetes hidung
a)
Untuk
mengencerkan sekresi dan memfasilitasi drainase dari hidung
b)
Mengobati
infeksi dari rongga hidung dan sinus
·
Pemberian obat
melalui vagina
a)
Untuk mengobati
infeksi pada vagina
b)
Untuk
menghilangkan nyeri, rasa terbakar dan ketidaknyamanan pada vagina
c)
Untuk
mengurangi peradangan
b. Tujuan Pemberian Obat dengan Cara Inhalasi
1. Memenuhi
kekurangan zat asam
2. Membantu
kelancaran metabolisme
3. Sebagai
tindakan pengobatan
4. Mencegah
hipoxia (misalnya pada penyelam, penerbang, pendaki gunung, pekerta tambang)
3. INDIKASI /
KONTRAINDIKASI
1.
Pemberian obat
secara Topikal
Berikut
Beberapa obat topikal yang umum digunakan :
a.
Emolien
Ø Istilah
"emolien" mencakup beragam produk, termasuk bahan pengganti sabun,
aditif mandi, krim, salep dan bahkan produk aerosol semprot.
Ø Indikasi
: pengelolaan gatal, kondisi kulit kering, mengurangi gejala simptomatis.
b.
Kortikosteroid topikal
Ø
Indikasi : Eksim
Ø
Kontra indikasi : infeksi kulit
, alergi kontak
c.
Retinoid
Topikal
Ø
Indikasi : psoriasis , jerawat ,
dan photodamage
Ø
Kontra indikasi : deskuamasi
kulit dan eritema, juga menyebabkan dermatitis iitan ringan.
d.
Tazarotene
Ø
Indikasi : psoriasis plak yang
mempengaruhi sampai 10% dari luas kulit.
Ø
Kontra indikasi : iritasi kulit
lokal, eritema, terbakar, photosensitivity, dan memperburuk psoriasis.
e.
Tretinoin
dan isotretinoin
Ø
Indikasi : jerawat komedonal
Ø
Kontra indikasi : jerawat
inflamasi.
f.
Kalsipotriol
Ø
Indikasi : psoriasis plak
ringan sampai sedang
Ø
Kontra indikasi : Hiperkalsemia
dapat terjadi jika dosis yang dianjurkan 100 g per minggu terlampaui, iritasi
lokal, pruritus, dan eritema, Kalsipotriol merupakan kontraindikasi pada
kehamilan dan tidak boleh digunakan pada daerah wajah.
2. Pemberian obat Inhalasi
Ø Indikasi
o pasien sesak
nafas dan batukbroncho pnemonia
o ppom
(bronchitis, emfisema)
o asma
bronchial
o rhinitis dan
sinusitis
o paska
tracheostomi
o pilek dengan
hidung sesak dan berlendir
o selaput
lendir mengering
o iritasi
kerongkongan, radang selaput lendir
o saluran
pernafasan bagian atas
Ø kontraindikasi
o Pasien yang tidak sadar/confusion tidak kooperatif dengan prosedur
ini, membutuhkan
o mask/sungkup, tetapi mask efektifnya berkurang secara spesifik.
o Medikasi nebulizer kontraindikasi pada keadaan dimana suara napas
tidak
o ada/berkurang, kecuali jika medikasi nebulizer diberikan melalui
endotracheal tube yang
o menggunakan tekanan positif. Pasien dengan penurunan pertukaran gas
juga tidak
o dapat menggerakkan/memasukkan medikasi secara adekuat ke dalam saluran
napas.
o Pemakaian katekolamin pada pasien dengan cardiac irritability harus
dengan perlahan.
o Ketika diinhalasi katekolamin dapat meningkatkan cardiac rate dan
menimbulkan
o Disritmia
o Medikasi nebulizer tidak dapat diberikan terlalu lama melalui
IPPB/Intermittent Positive
o Pressure Breathing, Sebab IPPB mengiritasi dan meningkatkan
bronkhospasme
3. PERSIAPAN
1.
Pemberian Obat
Secara Topikal
a)
Pemberian Obat
Topikal Pada Kulit
ü
Persiapan alat
-
Obat topical
sesuai yang dipesankan (krim, lotion, aerosol, bubuk, spray)
-
Buku obat
-
Kassa kecil
steril (sesuai kebutuhan)
-
Sarung tangan
-
Lidi kapas atau
tongue spatel
-
Baskom dengan
air hangat, waslap, handuk dan sabun basah
-
Kassa balutan,
penutup plastic dan plester (sesuai kebutuhan)
ü
Persiapan
pasien
-
Menjelaskan
tujuan pemberian obat oles
-
Menjelaskan
langkah yang akan dilakukan
ü
Persiapan
lingkungan
-
Menutup pintu/
jendela/ memasang sampiran
b) Pemberian obat melalu mata
ü
Persiapan alat
-
Botol obat
dengan penetes steril atau salep dalam tube (tergantung jenis sediaan obat)
-
Buku obat
-
Bola kapas
kering steril (stuppers)
-
Bola kapas
basah (normal salin) steril
-
Baskom cuci
dengan air hangat
-
Penutup mata
(bila perlu)
-
Sarung tanganPersiapan
pasien
ü
Persiapan
pasien
-
Menjelaskan
tujuan pemberian obat oles
-
Menjelaskan
langkah yang akan dilakukan
ü
Persiapan
lingkungan
-
Menutup pintu/
jendela/ memasang sampiran
c)
Pemberian obat
tetes telinga
ü
Persiapan alat
-
Botol obat
dengan penetes steril atau salep dalam tube (tergantung jenis sediaan obat)
-
Buku obat
-
Cotton bud
-
Normal salin
-
Sarung tangan
ü
Persiapan
pasien
-
Menjelaskan
tujuan pemberian obat oles
-
Menjelaskan
langkah yang akan dilakukan
ü
Persiapan
lingkungan
-
Menutup pintu/
jendela/ memasang sampiran
d) Pemberian obat tetes hidung
ü
Persiapan alat
-
Botol obat
dengan penetes steril atau salep dalam tube (tergantung jenis sediaan obat)
-
Buku obat
-
Sarung tangan
ü
Persiapan
pasien
-
Menjelaskan
tujuan pemberian obat oles
-
Menjelaskan
langkah yang akan dilakukan
ü
Persiapan
lingkungan
-
Menutup pintu/
jendela/ memasang sampiran
e)
Pemberian obat
melalui vagina
ü
Persiapan alat
-
Obat sesuai
yang diperlukan (cream, jelly, foam, atau suppositoria
-
Aplikator untuk
krim vagina
-
Pelumas untuk
suppositoria
-
Sarung tangan
-
Pembalut
-
Handuk bersih
-
Korden/pembatas/sketsel
ü
Persiapan
pasien
-
Menjelaskan
tujuan pemberian obat oles
-
Menjelaskan
langkah yang akan dilakukan
ü
Persiapan
lingkungan
-
Menutup pintu/
jendela/ memasang sampiran
2.
Pemberian obat
Inhalasi
ü
Persiapan alat
-
Tabung oksigen lengkap dengan monometer
-
Pengikur aliran (flow meter)
-
Botol
pelembab (humidifier) yang sudah diisi dengan air matang atau aquades sampai
pada batas untuk melembabkan udara.
-
Slang
zat asam
-
Kodok
zat asam atau kanula hidung ganda (binasal kanual) atau pipa, endotracheal,
atau tanda oksigen.
-
Alat
resuistasi lengkap, bila mungkin disediakan
ü
Persiapan
pasien
-
Menjelaskan
tujuan pemberian obat
-
Menjelaskan
langkah yang akan dilakukan
ü
Persiapan
lingkungan
-
Menutup pintu/
jendela/ memasang sampiran
4. PROSEDUR KERJA
a.
Pemberian obat
secara Topikal
·
Pemberian obat pada kulit
a.
Cek instruksi
dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan tempat pemberian.
b.
Cuci tangan
c.
Atur peralatan disamping
tempat tidur klien
d.
Tutup gorden
atau pintu ruangan
e.
Identifikasi
klien secara tepat
f.
Posisikan klien dengan tepat dan nyaman,
pastikan hanya membuka area yang akan diberi obat
g.
Inspeksi
kondisi kulit. Cuci area yang sakit, lepaskan semua debris dan kerak pada kulit
h.
Keringkan atau
biarkan area kering oleh udara
i.
Bila kulit
terlalu kering dan mengeras, gunakan agen topikal
j.
Gunakan sarung
tangan bila ada indikasi
k.
Oleskan agen
topical :
1.
Krim, salep dan
losion yang mengandung minyak
(a)
Letakkan satu
sampai dengan dua sendok teh obat di telapak tangan kemudian lunakkan dengan
menggosok lembut diantara kedua tangan
(b)
Usapkan merata
diatas permukaan kulit, lakukan gerakan memanjang searah pertumbuhan bulu.
(c)
Jelaskan pada
klien bahwa kulit dapat terasa berminyak setelah pemberian
2.
Lotion
mengandung suspensi
(a) Kocok wadah dengan kuat
(b) Oleskan sejumlah kecil lotion pada kassa balutan atau
bantalan kecil
(c)
Jelaskan pada
klien bahwa area akan terasa dingin dan kering.
3.
Bubuk
(a) Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara menyeluruh
(b)
Regangkan
dengan baik lipatan bagian kulit seperti diantara ibu jari atau bagian bawah
lengan
(c)
Bubuhkan secara
tipis pada area yang bersangkutan
4.
Spray aerosol
(a) Kocok wadah dengan keras
(b) Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk memegang
spray menjauhi area (biasanya 15-30 cm)
(c)
Bila leher atau
bagian atas dada harus disemprot, minta klien untuk memalingkan wajah dari arah
spray.
(d) Semprotkan obat dengan cara merata pada bagian yang
sakit
l.
Rapikan kembali
peralatan yang masih dipakai, buang peralatan yang sudah tidak digunakan pada
tempat yang sesuai.
m.
Cuci tangan
·
Pemberian obat mata
a.
Cek instruksi
dokter untuk memastikan nama obat, daya kerja dan tempat pemberian.
b.
Cuci tangan dan
gunakan sarung tangan
c.
Identifikasi
klien secara tepat
d.
Jelaskan prosedur
pengobatan dengan tepat
e.
Atur klien
dengan posisi terlentang atau duduk dengan hiperektensi leher
f.
Pakai sarung
tangan
g.
Dengan kapas
basah steril, bersihkan kelopk mata dari dalam keluar
h.
Minta klien
untuk melihat ke langit – langit
i.
Teteskan obat
tetes mata :
(1) Dengan tangan dominan anda di dahi klien, pegang
penetes mata yang terisi obat kurang lebih 1-2 cm (0,5 – 0,75 inci) diatas
sacus konjungtiva. Sementara jari tangan non dominan menarik kelopak mata
kebawah.
(2) Teteskan sejumlah obat yang diresepkan kedalam sacus
konjungtiva. Sacus konjungtiva normal menahan 1-2 tetes. Meneteskan obat tetes
ke dalam sacus memberikan penyebaran obat yang merata di seluruh mata.
(3) Bila klien berkedip atau menutup mata atau bila
tetesan jatuh ke pinggir luar kelopak mata, ulangi prosedur
(4) Setelah meneteskan obat tetes, minta klien untuk
menutup mata dengan perlahan
(5) Berikan tekanan yang lembut pada duktus nasolakrimal
klien selama 30-60 detik
j.
Memasukkan
salep mata :
(1) Pegang aplikator salep diatas pinggir kelopak mata,
pencet tube sehingga memberikan aliran tipis sepanjang tepi dalam kelopak mata
bawah pada konjungtiva.
(2) Minta klien untuk melihat kebawah
(3) Membuka kelopak mata atas
(4) Berikan aliran tipis sepanjang kelopak mata atas pada
konjungtiva bagian dalam
(5) Biarkan klien memejamkan mata dan menggosok kelopak
mata secara perlahan dengan gerakan sirkuler menggunakan bola kapas.
k.
Bila terdapat
kelebihan obat pada kelopak mata, dengan perlahan usap dari bagian dalam ke
luar kantus
l.
Bila klien
mempunyai penutup mata, pasang penutup mata yang bersih diatas pada mata yang
sakit sehingga seluruh mata terlindungi. Plester dengan aman tanpa memberikan
penekanan pada mata.
m.
Lepaskan sarung
tangan, cuci tangan dan buang peralatan yang sudah dipakai
n.
Catat obat,
konsentrasi, jumlah tetesan, waktu pemberian dan mata (kiri, kanan atau kedua
duanya) yang menerima obat.
·
Pemberian obat tetes telinga
a.
Cek kembali
pengobatan, waktu, jumlah dan dosis serta pada telinga bagian mana obat harus
diberikan.
b.
Siapkan klien
(1) Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya
(2) Sediakan asisten bila diperlukan, untuk mencegah cidera
pada bayi dan anak kecil
(3) Atur posisi klien miring kesamping (side lying) dengan
telinga yang akan diobati pada bagian atas.
c.
Bersihkan daun
telinga dan lubang telinga
(1) Gunakan sarung tangan bila dicurigai ada infeksi
(2) Dengan
menggunakan cotton bud yang dibasahi cairan, bersihkan daun telinga dan meatus
auditory
d.
Hangatkan obat
dengan tangan anda atau rendam obat ke dalam air hangat dalam waktu yang
singkat
e.
Tarik daun
telinga keatas dan kebelakang (untuk dewasa dan anak-anak diatas 3 tahun),
tarik daun telinga kebawah dan kebelakang (bayi)
f.
Masukkan
sejumlah tetes obat yang tepat sepanjang sisi kanal telinga
g.
Berikan
penekanan yang lembut beberapa kali pada tragus telinga
h.
Minta klien
untuk tetap berada pada posisi miring selama 5 menit.
i.
Kaji respon
klien
Kaji pada
karakter dan jumlah pengeluaran, adanya ketidaknyamanan dan lain sebagainya.
Lakukan segera setelah obat dimasukkan dan ulangi pada saat efek obat telah
bekerja.
j.
Rapikan alat
dan buang peralatan yang sudah tidak dipakai
k.
Dokumentasikan
semua tindakan
·
Pemberian obat tetes hidung
a.
Cek kembali
pengobatan, waktu, jumlah dan dosis serta pada telinga bagian mana obat harus
diberikan.
b.
Siapkan klien
(1) Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya
(2) Sediakan asisten bila diperlukan, untuk mencegah
cidera pada bayi dan anak kecil
(3) Atur posisi klien berbaring supinasi dengankepala
hiperekstensi diatas bantal (untuk pengobatan sinus ethmoid dan sphenoid) atau
posisi supinasi dengan kepala hiperektensi dan miring kesamping (untuk
pengobatan sinus maksilaris dan frontal)
c.
Bersihkan lubang
telinga
d.
Gunakan sarung
tangan bila dicurigai ada infeksi
e.
Masukkan
sejumlah tetes obat yang tepat pada bagian tengah konka superior tulang
etmoidalis
f.
Minta klien
untuk tetap berada pada posisi ini selama 1 menit
g.
Kaji respon
klien
Kaji pada
karakter dan jumlah pengeluaran, adanya ketidaknyamanan dan lain sebagainya.
Lakukan segera setelah obat dimasukkan dan ulangi pada saat efek obat telah
bekerja.
h.
Rapikan alat
dan buang peralatan yang sudah tidak dipakai
i.
Dokumentasikan
semua tindakan
·
Pemberian obat melalui vagina
a.
Cek kembali
order pengobatan, mengenai jenis pengobatan, waktu, jumlah dan dosis
b.
Siapkan klien
(1) Identifikasikan klien dengan tepat dan tanyakan
namanya
(2) Jaga privasi, dan mintalah klien untuk berkemih
terlebih dahulu
(3) Atur posisi klien berbaring supinasi dengan kaki
fleksi dan pinggul supinasi eksternal
(4) Tutup dengan selimut mandi dan ekspose hanya pada area
perineal saja.
c.
Pakai sarung
tangan
d.
Inspeksi
orifisium vagina, catat adanya pengeluaran, bau atau rasa yang tidak nyaman
e.
Lakukan
tindakan perawatan perineum
f.
Suppositoria
-
Buka bungkus
alumunium foil supositoria dan oleskan sejumlah pelumas yang larut dalam air
pada ujung supositoria yang bulat dan halus. Lumaskan jari telunjuk yang telah
dipasang sarung tangan dari tangan dominan.
-
Dengan tangan
non dominan yang sudah terpasang sarung tangan, regangkan lipatan labia
-
Masukkan
suppositoria sekitar 8-10 cm sepanjang dinding vagina posterior.
-
Tarik jari
tangan dan bersihkan pelumas yang tersisa sekitar orifisium dan labia
-
Mintalah klien
untuk tetap berada pada posisi tersebut selama 5-10 menit setelah insersi.
-
Lepaskan sarung
tangan dan buang ke tempat yang sesuai
-
Cuci tangan
-
Kaji respon
klien
-
Dokumentasikan
seluruh tindakan
g.
Kream, vagina,
jelly atau foam
1)
Isi aplikator,
ikuti petunjuk yang tertera pada kemasan
2)
Regangkan
lipatan labia secara perlahan dengan tangan non dominan yang memakai sarung
tangan
3)
Dengan tangan
dominan yang telah memakai sarung tangan, masukkan aplikatot ke dalam vagina
sekitar 5 cm. Dorong penarik aplikator untuk mengeluarkan obat hingga aplikator
kosong.
4)
Tarik aplikator
dan letakkan diatas handuk. Bersihkan sisa kream pada labia dan orifisium
vagina.
5)
Buang aplikator
atau bersihkan kembali sesuai dengan petunjuk penggunaan dari pabriknya.
6)
Instruksikan
klien untuk tetap berada pada posisi semula selama 5-10 menit
7)
Lepaskan sarung
tangan, buang ditempat semestinya
8)
Cuci tangan
9)
Kaji respon
klien
10)Dokumentasikan semua tindakan
b.
Pemberian obat
Inhalasi
1.
Pemberian oksigen yang sederhana dengan
menggunakan kedok zat asam atau kanula hidung ganda. Bila mempergunakan kedok
zat asam, kedok dipasang atau ditutupkan pada mulut dan hidung, tali kedok
diikatkan dibelakang kepala. Bila mempergunakan kanula hidung ganda, ujung
kanula dimasukan kedalam kedua lubang hidung, dan tali diikatkan dibelakang
kepala.
2.
Cuci tangan
3.
Isi tabung diperiksa dan dicoba
4.
Selang oksigen dihubungkan dengan kedok zat
asam atau kanula hidung ganda
5.
Flow meter ddibuka dengan ukuran yang sesuai
dengan kebutuhan (biasanya 2L-3L/menit)
6.
Pasien ditanya apakah berkurang sesaknya.
7.
Pemberian oksigen dapat dilakukan terus
menerus, intermiten atau dihentikan sesuai dengan program pengobatan
8.
Apabila pemerian oksigen tidak diperlukan
lagi, kedok atau kanula hidung ganda diangkat dan selang oksigen ditutup.
9.
Pasien dirapihkan kembali
10.
Peralatan dibersihkan, dibereskan dan
dikembalikan ketempat semula.
11.
Perawat mencuci tangan
5. HAL-HAL YANG
PERLU DIPERHATIKAN
a. Pemberian obat
secara Topikal
·
Prinsip
pemberian obat
Dalam
memberikan pengobatan kita sebagai perawat harus mengingat, memahami ,dan
memperhatikan prinsip
enam benar agar kita dapat terhindar dari kesalahan
dalam memberikan obat.
1.
Benar pasien
Obat yang diberikan hendaknya
benar pada pasien yang diprogramkan dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat
dengan mencocokkan nama, alamat, nomor register dan program pengobatan pada
pasien.
2.
Benar Obat
Sebelum mempersiapkan obat,
harus diperhatikan kebenaran obat sebanyak tiga kali yaitu ketika memindahkan
obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat diprogramkan, dan saat
mengembalikan ketempat penyimpanan.
3.
Benar Dosis
Sebelum memberi obat, periksa
dahulu dosisnya. Jika ragu, berkonsultasilah dengan dokter yang menulis resep
atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien. Karna da beberapa obat baik ampul
maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya. Misalnya asam
mefenamat, 1 ada 250 mg, ada juga yang 500 mg, ondansentron 1 ampul dosisnya
ada 4 mg, ada juga 8 mg. Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka
penentuan dosis harus diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat
cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat
untuk membelah tablet dan lain-lain sehingga perhitungan obat benar untuk
diberikan kepada pasien.
4.
Benar Cara/ rute pemberian obat
Pastikan cara pemberian obat
yang telat diprogramkan, apakah diberikan peroral, sublingual,
parenteral/injeksi, topikal, rektal, atau inhalasi.
5.
Benar Waktu
Pemberian obat harus benar-benar
sesuai dengan waktu yang diprogramkan, apakah pagi, siang, malam, sesudah
makan, saat makan, sebelum tidur, dll. Karena berhubungan dengan kerja obat
yang menimbulkan efek terapi dari obat.
6.
Benar Dokumentasi
Setelah obat diberikan, harus
didokumentasikan, dosis, rute, waktu , dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila
pasien menolak meminum obatnya,atau obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat
alasannya dan dilaporkan.
·
Region
kulit yang akan diberikan obat: Daerah muka, skrotum, aksila, dan kulit rambut
cenderung lebih mudah menerima obat dibandingkan pada daerah telapak tangan,
dengan demikian pemberian obat pada daerah yang lebih permeabel tidak perlu
terlalu banyak dibandingkan dengan daerah yang kurang permeabel.
·
Gradien
konsentrasi:
Dengan menambah gradien konsentrasi, maka penyerapan obat akan semakin cepat
·
Penjadwalan:
Karena sistem absorpsi yang lama, maka efek dari obat tersebut dapat
berlangsung selama 1 hari dengan absorpsi yang terus menerus secara perlahan
·
Vehikulum
dan oklusi:
Vehikulum atau bentuk sediaan obat topikal akan sangat mempengaruhi absorpsi
pada kulit, sedangkan oklusi seperti plester yang mempererat dan menjaga kontak
antara kulit dengan obat topikal dapat meningkatkan efikasi dari obat tersebut.
b. Pemberian obat
Inhalasi
·
Perhatikan reaksi pasen sebelum dan sesudah
pemberian oksigen
·
Hindarkan tindakan yang menyebabkan pasien
merasa sakit
·
Jauhkan hal-hal yang dapat membahayakan,
misalnya api yang dpat menimbulkan kebakaran
·
Pada pasien anak-anak digunakan nasal kateter
dan bila pemakayan lebih dari 24 jam, kateter dibersihkan dan dipindahkan
kelubang hidung yang lain.
DAFTAR PUSTAKA