Kamis, 19 April 2012

Betapa Besar Pengorbanan Ayah-Ibu


Sadari Betapa Besar Pengorbanan Ayah Ibumu

Waktu kamu berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu, namun sebagai balasannya kamu menagis sepanjang malam. Waktu kamu berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan, namun sebagi balasannya, kamu kabur waktu dia memanggilmu. Waktu kamu berumur 3 tahun, dia memasak semua makananmu dengan kasih sayng saying, namun sebagai balasannya, kamu buang piring berisi makananmu ke lantai. Waktu kamu berumur 4 tahun, dia memberi pensil warna, namun sebagai balasannya kamu mencorat-coret tembok rumah dan meja makan. Waktu kamu berumur 5 tahun, dia membelikanmu baju-baju mahal dan indah, namun sebagai balasannya, kamu memakainya untuk bermain di kubangan lumpur.

Waktu kamu berumur 6 tahun, dia mengantarkanmu pergi kesekolah, namun sebagai balasannya, kamu berteriak kencang, “Enggak mau…! Aku mau pulang!” Waktu berumur 7 tahun, dia membelikanmu bola, namun sebagai balasannya, kamu melempar bola ke jendela tetangga hingga pecah. Waktu kamu berumur 8 tahun, dia memberimu es krim, namun sebagai balasannya, kamu tumpahkan hingga mengotori seluruh bajumu. Waktu kamu berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus-kursusmu, namun sebagi balasannya, kamu sering bolos dan sama sekali tidak mau belajar. Waktu kamu berumur 10 tahun, dia mengantarkanmu kemana saja, dari kolam renang sampai kemanapun, namun sebagai balasannya, kamu melompot keluar dari mobil tanpa mengucapkan salam dan terima kasih.

Waktu kamu berumur 11 tahun, dia mengantarkanmu dan teman-temanmu ke bioskop, namun sebagai balasannya, kamu minta dia duduk di barisan lain. Waktu kamu berumur 12 tahun, dia melarangmu menonton tv khusus untuk orang dewasa, namun sebagai balasannya, kamu tunggu dia sampai keluar rumah. Waktu kamu berumur 11 tahun, dia menyarankanmu memotong rambut karena sudah waktunya, namun sebagai balasannya, kamu bilang dia tidak tahu mode. Waktu kamu berumur 14 tahun , dia membayar kemahmu selama liburan, namun sebagai balasannya, kamu tidak pernah menelponnya.

Waktu kamu berumur 15 tahun, pulang kerja dia sangat rindu dan ingin memelukmu, namun sebagai balasannya, kamu kunci pintu kamarmu. Waktu kamu berumur 16 tahun, dia mengajari kamu mengemudi mobil, namun sebagai balasannya, kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa mempedulikan kepentingannya. Waktu kamu berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting, namun sebagai balasannya, kamu pakai telepon nonstop semalaman.

Waktu kamu berumur 18 tahun, dia menagis terharu karena kamu lulus SMA, namun sebagai balasannya, kamu meninggalkannya dan berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi. Waktu kamu berumur 19 tahun, dia membayar semua kuliahmu dan mengantarkanmu ke kampus pada hari pertama, namun sebagai balasannya, kamu minta di turunkan jauh dari pintu gerbang biar nggak malu dengan teman-teman. Waktu kamu berumur 20 tahun, dia bertanya, “Darimana saja kamu seharian ini?” namun sebagi balasannya, kamu menjawab, “Ah, cerewet amat sih, pengen tahu urusan orang.”

Waktu kamu berumur 21 tahun, dia menyarankanmu satu pekerjaan bagus untuk karier masa depanmu, namun sebagai balasannya, kamu bilang, “Aku enggak mau seperti kamu.” Waktu kamu berumur 22 tahun, dia memelukmu dan haru karena kamu berhasil lulus perguruan tinggi, namun sebagai balasannya, kamu bertanya kapan kamu bisa main keluar negeri. Waktu kamu berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu, namun sebagai balasannya, kamu mengeluhkan ke temanmu betapa jeleknya furniture itu. Waktu kamu berumur 24 tahun, dia bertemu dengan calon suami/isteri dan bertanya tentang rencana masa depan, namun sebagi balasannya, kamu mengeluh, “Aduh gimana sih, kok bertanya seperti itu?” Waktu kamu berumur 25 tahun, dia membantumu membiayai pernikahanmu, namun sebagi balasannya, kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500km.

Waktu kamu berumur 30 tahun, dia memberimu nasehat bagaimana merawat bayimu, namun sebagai balasannya, kamu katakana, “Sekarang zamannya beda.” Waktu kamu berumur 40 tahun, dia menelponmu untuk memberitahu pesta salah satu saudara dekatmu, namun sebagai balasannya kamu menjawab, “Aku sibuk sekali, belum ada waktu.”

Waktu kamu berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu, namun sebagai balasannya, kamu baca tentang pengaruh negative orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya. Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang dan kamu teringat pada semua yang belum pernah kamu lakukan untuknya, untuk membalas kasih sayangnya selama ini, untuk membalas pengorbanannya selama ini, untuk menunjukkan perhatianmu padanya, untuk mengatakan padannya, “Aku sangat sayang padamu karena Allah!” dan untuk berterimakasih atas semuanya dan itu sangat menghantam hatimu bagaikan pukulan godam yang menghancurkan hatimu dan hanya menyisakan penyesalan, karena kini dia telah tiada untuk selamanya.

Balaslah Kebaikan Kedua Orang Tua Sebelum Terlambat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar