Jumat, 20 April 2012

KONSEP SEHAT-SAKIT


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Pandangan sebagian besar individu dalam masyarakat mengenai kesehatan dan pelayanan kesehatan masih rendah. Hal ini tentunya akan mempengaruhi setiap perilaku sehat-sakit yang dimiliki oleh individu tersebut. Sebagian besar masyarakat belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat dari tenaga medis karena pelayanan kesehatan medis yang tidak merata. Hal ini banyak ditemukan pada daerah-daerah terpencil yang belum dapat dijangkau oleh tenaga kesehatan. Selain itu masalah biaya juga menjadi alasan bagi masyarakat untuk tidak mencari pelayanan kesehatan medis. Namun di lain pihak, bagi beberapa individu, kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu, beberapa orang rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk memperoleh kesehatan dalam diri mereka.
Perilaku sehat-sakit dari setiap individu tentunya akan berbeda. Dapat dilihat dari bagaimana individu dalam sebuah kelompok sosial menjalankan pola hidupnya. Pola hidup dari setiap kelompok sosial tentunya akan berbeda sesuai dengan kebiasaan yang dianut oleh setiap individu tersebut. Pola hidup yang sudah menjadi kebiasaan dalam sebuah kelompok sosial akan berkembang menjadi sebuah budaya. Pengaturan pola hidup yang baik dari setiap individu harus berasal dari kesadaran dalam diri individu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menahan diri untuk tidak melakukan pola hidup yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan.
Salah satu hal yang berperan dalam perilaku sehat-sakit adalah faktor nutrisi. Dalam menentukan kesehatan, faktor nutrisi sangat memegang peranan penting. Meningkatnya jumlah masyarakat yang mengalami gizi buruk membuktikan bahwa kesadaran akan nutrisi pada masyarakat masih rendah. Oleh karena itu, pemerintah maupun pihak-pihak yang memiliki perhatian cukup besar terhadap pembangunan kesehatan masyarakat termasuk perawat perlu mencari terobosan kreatif agar pemenuhan nutrisi dan perilaku pola hidup sehat dapat dilaksanakan secara optimal dan berkesinambungan.

1.2    RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian sehat-sakit?
2.      Apa saja faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat?
3.      Bagaimana peranan nutrisi dalam perilaku sehat-sakit?
4.      Bagaimana perilaku sehat sakit pada masyarakat di berbagai kelompok sosial dalam pengkajian pemenuhan nutrisi?
5.      Bagaimana pengaruh faktor budaya dalam pengkajian pemenuhan kebutuhan nutrisi?

1.3        TUJUAN
1        Untuk mengetahui pengertian sehat-sakit.
2        Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat.
3        Untuk mengetahui peranan nutrisi dalam perilaku sehat-sakit.
4        Untuk mengetahui perilaku sehat-sakit pada masyarakat di berbagai kelompok sosial  dalam pengkajian pemenuhan kebutuhan nutrisi.
5        Untuk mengetahui pengaruh faktor budaya dalam pengkajian pemenuhan kebutuhan nutrisi.

1.4        SISTEMATIKA PENULISAN

í  Bab I merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan, ruang lingkup permasalahan, dan sistematika penulisan.
í  Bab II merupakan bab pembahasan. Pada bab ini yang menjadi ruang lingkup permasalahan akan dibahas secara terperinci.
í  Bab III adalah bab penutup. Dalam bab ini tercantum simpulan dan saran.














BAB II
PEMBAHASAN
2.1    Pengertian Sehat-Sakit
1)      Perkins (1939), sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan beberapa faktor yang berusaha mempengaruhinya.
2)      WHO (1974), sehat adalah suatu keadaan yang sempurna dari aspek fisik, mental, sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
3)      Perkins (1937), sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktivitassehari-hari baik aktifitas jasmani, rohani, dan sosial.
4)      WHO (1974), sakit adalah suatu keadaan yang tidak seimbang/sempurna seseorang dari aspek medis, fisik, mental, sosial, psikologis dan bukan hanya mengalami kesakitan tetapi juga kecacatan.
      Jadi, sehat berarti bukan hanya bebas dari penyakit, tetapi meliputi seluruh kehidupan manusia, termasuk aspek sosial, psikologis, spiritual, faktor-faktor lingkungan, ekonomi, pendidikan dan rekreasi. Sedangkan sakit adalah suatu keadaan dimana seseorang berada dalam keadaan tidak seimbang akibat adanya pengaruh yang datang dari luar atau dari dalam dirinya.

2.2  Faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat
      Status kesehatan merupakan suatu keadaan kesehatan seseorang dalam batas rentang sehat-sakit yang bersifat dinamis dan dipengaruhi:
1.      Perkembangan
      Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang mempunyai arti bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, mengingat proses perkembangan itu dimulai dari usia bayi sampai usia lanjut yang memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda.



2.      Nutrisi
Perilaku terhadap makanan (nutrition behaviors), yakni respons seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap, dan praktek masyarakat terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya (zat gizi), pengelolaan makanan, dan sebagainya sehubungan kebutuhan tubuh manusia.
3.      Sosial dan Kultural
Sosial dan kultural dapat juga mempengaruhi proses perubahan status kesehatan seseorang karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan.
4.      Pengalaman masa lalu.
Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan. Jika ada pengalaman yang tidak diinginkan atau pengalaman kesehatan yang buruk sehingga berdampak besar pada status kesehatan.
5.      Harapan seseorang tentang dirinya.
Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan status kesehatan ke arah yang optimal
6.      Keturunan
Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status keehatan seseorang mengingat potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik, walaupun tidak terlalu besar tetapi akan mempengaruhi respons terhadap berbagai pnyakit.
7.      Lingkungan.
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik seperti sanitasi lingkungan, kebersihan diri, tempat pembuangan air limbah atau kotoran serta rumah yang kurang memenuhi persyaratan kesehatan sehingga dapat mempengaruhi perilaku hidup sehat yang dapat merubah status kesehatan.
8.      Pelayanan
Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat mempengaruhi status kesehatan. Hal ini dapat dijumpai apabila tempat pelayanan kesehatan terlalu jauh atau kualitas dalam memberikan pelayanan kurang baik, maka dapat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku hidup sehat.
            Beberapa kategori yang diidentifikasikan sebagai faktor penentu yang penting dalam status kesehatan seseorang (Edelman dan Mandle, 1994) antara lain: Merokok, nutrisi, penggunaan alkohol, kebiasaan penggunaan obat-obatan, mengendarai kendaraan bermotor, olahraga, seksualitas dan penggunaan alat kontrasepsi atau alat pencegah lainnya, hubungan keluarga, modifikasi faktor risiko, koping dan adaptasi.

2.3  Peranan nutrisi dalam perilaku sehat-sakit
         Tubuh manusia memiliki kebutuhan esensial terhadap nutrisi, walaupun tubuh dapat bertahan tanpa makanan lebih lama daripada tanpa cairan. Seperti kebutuhan fisiologis lainnya, kebutuhan nutrisi belum terpenuhi secara tepat pada manusia dengan berbagai usia. Standar nutrisi yang baik sesuai dengan fase perkembangan hidup sangat berperan dalam peningkatan kesehatan. Namun jika kebutuhan akan nutrisi ini tidak terpenuhi secara adekuat tentunya akan berdampak buruk bagi kesehatan tubuh.
         Pemenuhan nutrisi sesuai dengan tumbuh kembang harus dipenuhi secara tepat untuk menjaga kondisi tubuh tetap baik sehingga kesehatan dari setiap individu dapat tercapai dengan baik. Jika hal ini terabaikan, maka kasus-kasus masyarakat yang memiliki gangguan pemenuhan nutrisi akan selalu bertambah. Beberapa fakta membuktikan bahwa peningkatan jumlah balita dengan gizi buruk di setiap daerah selalu meningkat. Hal ini harus diperhatikan secara serius oleh pemerintah karena kebutuhan nutrisi sangat mempengaruhi perkembangan dari diri individu untuk membentuk generasi yang memiliki pemikiran yang cerdas dan pribadi yang sehat baik secara jasmani maupun rohani.
2.4    Perilaku sehat-sakit pada masyarakat di berbagai kelompok sosial dalam pengkajian pemenuhan nutrisi
         Kelompok sosial (social group) merupakan himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama, oleh karena adanya hubungan antara mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga satu kesadaran untuk saling tolong menolong. (Soerjono Soekanto, 1982).
         Tipe- tipe kelompok sosial :

1.                  Kelompok sosial dipandang dari sudut individu
         Dalam masyarakat yang sudah kompleks, individu biasanya menjadi amggota dari kelompok sosial tertentu sekaligus, misalnya atas dasar kekerabatan, usia, seks, ras dan sebagainya. Akan tetapi, dalam hal lain seperti di bidang pekerjaan, rekreasi dan sebagainya, keanggotaan bersifat sukarela. Dengan demikian, terdapat derajat tertentu bagi individusehubungan dengan keanggotaan kelompok sosial sehingga bagi individu terdapat dorongan tertentu pula sebagai anggota suatu kelompok sosial. Pemenuhan nutrisi bagi setiap individu tentunya akan berbeda-beda. Dalam pengkajian nutrisi pola hidup yang dianut oleh setiap individu adalah faktor utama yang menetukan baik-buruknya kondisi nutrisi. Pemenuhan nutrisi setiap individu berpengaruh penting bagi perilaku konsep sehat-sakit dalam diri individu
2.            Kelompok sosial dipandang dari sudut keluarga
         Menurut Duval dan Logan (1986), menguraikan keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkanperkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota. Pemenuhan nutrisi dari setiap keluarga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan berperan dalam lingkungan sosial (Friedman, 1996). Kurangnya sosialisasi dalam sebuah keluarga akan mempengaruhi asupan nutrisi dari keluarga tersebut. Faktor kedua adalah faktor ekonomi. Setiap keluarga memiliki fungsi ekonomi yang merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga, seperti kebutuhan akan makan, minum, pakaian/ sandang dan tempat perlindungan. Perbedaan kondisi ekonoomi dari setiap keluarga juga sangat berpengaruh pada asupan nutrisi yang dimiliki oleh anggota keluarga tersebut.
3.                  Kelompok sosial dipandang dari sudut masyarakat.
         Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat  tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. (Kontjaraningrat, 1990). Adat istiadat dan kebudayaan di dalam masyarakat diciptakan untuk mengatur tatanan kehidupan bermasyarakat, yang mencakup bidang yang sangat luas diantara tata cara berinteraksi antara kelompok-kelompok yang ada di masyarakat. Salah satu faktor yang berpengaruh pada pengkajian pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah faktor budaya dan adat istiadat yang dikarenakan pada fungsi tersebut. Faktor lainnya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat akan pemenuhan nutrisi yang tepat bagi setiap individu pada setiap tingkatan usia.
2.5  Pengaruh faktor budaya dalam pengkajian pemenuhan kebutuhan nutrisi
         Budaya menggambarkan sifat non-fisik, seperti nilai, keyakinan, sikap, atau adat istiadat yang disepakati oleh kelompok masyarakat dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tidak ada satu definisi tunggal untuk kata kultur. Kultur adalah juga merupakan kumpulan dari keyakinan, praktik, kebiasaan, kesukaan, ketidaksukaan, norma, adat-istiadat, dan ritual yang dipelajari dari keluarga selama  sosialisasi bertahun-tahun. Banyak keyakinan, pikiran, dan tindakan masyarakat, baik yang disadari maupun yang tidak disadari, ditentukan oleh latar belakang budaya (Spector, 1991).
       Perawat merupakan posisi yang tepat untuk mengenal tanda-tanda nutrisi buruk dan mengambil langkah-langkah untuk mengawali perubahan. Kontak sehari-hari yang dekat dengan klien dan keluarganya memungkinkan perawat untuk mengobservasi status fisik, asupan makanan, penambahan atau kehilangan berat badan, dan respons pada terapi klien. Perawat dapat mengidentifikasi masalah aktual atau potensial dalam status nutrisi dan mengimplementasikan terapi perawatan, medis dan nutrisi yang tepat untuk mengurangi atau membalikkan perubahan nutrisi.
         Aspek budaya yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah pola makan alternatif yang dianut oleh beberapa masyarakat yang dapat berpengaruh besar pada pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Lama sebelum izin direkomendasikan dan pedoman disebarluaskan, banyak orang mengikuti pola khusus asupan makanan berdasarkan:
1.    Agama
2.    Latar belakang kebudayaan
3.    Etik
4.    Kepercayaan kesehatan
5.    Pilihan pribadi atau perhatian penggunaan tanah yang efisien untuk memproduksi makanan.
         Diit khusus tertentu tidak perlu lebih atau kurang dibanding dengan diit berdasarkan pada empat kelompok dasar makanan atau pedoman nutrisi lain karena nutrisi yang baik tergantung pada keseimbangan asupan semua nutrisi yang dibutuhkan. Pola diit yang umum adalah diit vegetarian.































BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
1.      Sehat berarti bukan hanya bebas dari penyakit, tetapi meliputi seluruh kehidupan manusia, termasuk aspek sosial, psikologis, spiritual, faktor-faktor lingkungan, ekonomi, pendidikan dan rekreasi. Sedangkan sakit adalah suatu keadaan dimana seseorang berada dalam keadaan tidak seimbang akibat adanya pengaruh yang datang dari luar atau dari dalam dirinya.
2.      Status kesehatan merupakan suatu keadaan kesehatan seseorang dalam batas rentang sehat-sakit yang bersifat dinamis dan dipengaruhi: Perkembangan, Nutrisi, Sosial dan Kultural, Pengalaman masa lalu, Harapan seseorang tentang dirinya, Keturunan, Lingkungan, Pelayanan
3.      Pemenuhan nutrisi sesuai dengan tumbuh kembang harus dipenuhi secara tepat untuk menjaga kondisi tubuh tetap baik sehingga kesehatan dari setiap individu dapat tercapai dengan baik
4.            Perilaku sehat-sakit pada masyarakat di berbagai kelompok sosial dalam pengkajian pemenuhan nutrisi.
         Tipe- tipe kelompok sosial : Kelompok sosial dipandang dari sudut individu, Kelompok sosial dipandang dari sudut keluarga, Kelompok sosial dipandang dari sudut masyarakat
5.      Aspek budaya yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah pola makan alternatif yang dianut oleh beberapa masyarakat yang dapat berpengaruh besar pada pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.

3.2 SARAN
Penulis sudah berusaha dengan semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis mohon kritik dan saran dari pembaca guna menyempurnakan makalah ini agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Effendy, DRs. Nasrul. 1997. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Murwani, Arita, S.Kep. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Yogyakarta: Fitramaya.
Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Potter, Perry. 1999. Fundamental Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.









     
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar