BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pandangan
sebagian besar individu dalam masyarakat mengenai kesehatan dan pelayanan
kesehatan masih rendah. Hal ini tentunya akan mempengaruhi setiap perilaku
sehat-sakit yang dimiliki oleh individu tersebut. Sebagian besar masyarakat
belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat dari tenaga medis karena
pelayanan kesehatan medis yang tidak merata. Hal ini banyak ditemukan pada
daerah-daerah terpencil yang belum dapat dijangkau oleh tenaga kesehatan. Selain
itu masalah biaya juga menjadi alasan bagi masyarakat untuk tidak mencari
pelayanan kesehatan medis. Namun di lain pihak, bagi beberapa individu,
kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu, beberapa orang rela
mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk memperoleh kesehatan dalam diri
mereka.
Perilaku
sehat-sakit dari setiap individu tentunya akan berbeda. Dapat dilihat dari
bagaimana individu dalam sebuah kelompok sosial menjalankan pola hidupnya. Pola
hidup dari setiap kelompok sosial tentunya akan berbeda sesuai dengan kebiasaan
yang dianut oleh setiap individu tersebut. Pola hidup yang sudah menjadi
kebiasaan dalam sebuah kelompok sosial akan berkembang menjadi sebuah budaya.
Pengaturan pola hidup yang baik dari setiap individu harus berasal dari kesadaran
dalam diri individu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menahan diri
untuk tidak melakukan pola hidup yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan.
Salah satu
hal yang berperan dalam perilaku sehat-sakit adalah faktor nutrisi. Dalam
menentukan kesehatan, faktor nutrisi sangat memegang peranan penting.
Meningkatnya jumlah masyarakat yang mengalami gizi buruk membuktikan bahwa
kesadaran akan nutrisi pada masyarakat masih rendah. Oleh karena itu,
pemerintah maupun pihak-pihak yang memiliki perhatian cukup besar terhadap
pembangunan kesehatan masyarakat termasuk perawat perlu mencari terobosan
kreatif agar pemenuhan nutrisi dan perilaku pola hidup sehat dapat dilaksanakan
secara optimal dan berkesinambungan.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian sehat-sakit?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi status
kesehatan masyarakat?
3. Bagaimana peranan nutrisi dalam perilaku
sehat-sakit?
4. Bagaimana perilaku sehat sakit pada
masyarakat di berbagai kelompok sosial dalam pengkajian pemenuhan nutrisi?
5. Bagaimana pengaruh faktor budaya dalam
pengkajian pemenuhan kebutuhan nutrisi?
1.3
TUJUAN
1
Untuk
mengetahui pengertian sehat-sakit.
2
Untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat.
3
Untuk
mengetahui peranan nutrisi dalam perilaku sehat-sakit.
4
Untuk
mengetahui perilaku sehat-sakit pada masyarakat di berbagai kelompok
sosial dalam pengkajian pemenuhan
kebutuhan nutrisi.
5
Untuk
mengetahui pengaruh faktor budaya dalam pengkajian pemenuhan kebutuhan nutrisi.
1.4
SISTEMATIKA PENULISAN
í Bab I merupakan bab pendahuluan yang terdiri
dari latar belakang, tujuan, ruang lingkup permasalahan, dan sistematika
penulisan.
í Bab II merupakan bab pembahasan. Pada bab
ini yang menjadi ruang lingkup permasalahan akan dibahas secara terperinci.
í Bab III adalah bab penutup. Dalam bab ini tercantum simpulan dan
saran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Sehat-Sakit
1) Perkins (1939), sehat adalah suatu keadaan
keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan beberapa faktor
yang berusaha mempengaruhinya.
2) WHO (1974), sehat adalah suatu keadaan
yang sempurna dari aspek fisik, mental, sosial dan tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan.
3) Perkins (1937), sakit adalah suatu keadaan
yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan
aktivitassehari-hari baik aktifitas jasmani, rohani, dan sosial.
4) WHO (1974), sakit adalah suatu keadaan
yang tidak seimbang/sempurna seseorang dari aspek medis, fisik, mental, sosial,
psikologis dan bukan hanya mengalami kesakitan tetapi juga kecacatan.
Jadi, sehat berarti bukan hanya bebas dari
penyakit, tetapi meliputi seluruh kehidupan manusia, termasuk aspek sosial,
psikologis, spiritual, faktor-faktor lingkungan, ekonomi, pendidikan dan
rekreasi. Sedangkan sakit adalah suatu keadaan dimana seseorang berada dalam
keadaan tidak seimbang akibat adanya pengaruh yang datang dari luar atau dari
dalam dirinya.
2.2
Faktor yang mempengaruhi status kesehatan
masyarakat
Status kesehatan merupakan suatu keadaan
kesehatan seseorang dalam batas rentang sehat-sakit yang bersifat dinamis dan
dipengaruhi:
1. Perkembangan
Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh
faktor perkembangan yang mempunyai arti bahwa perubahan status kesehatan dapat
ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan,
mengingat proses perkembangan itu dimulai dari usia bayi sampai usia lanjut
yang memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang
berbeda-beda.
2. Nutrisi
Perilaku
terhadap makanan (nutrition behaviors),
yakni respons seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi
kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap, dan praktek
masyarakat terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya (zat
gizi), pengelolaan makanan, dan sebagainya sehubungan kebutuhan tubuh manusia.
3. Sosial dan Kultural
Sosial dan
kultural dapat juga mempengaruhi proses perubahan status kesehatan seseorang
karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan
perubahan dalam perilaku kesehatan.
4. Pengalaman masa lalu.
Pengalaman
masa lalu dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan. Jika ada pengalaman
yang tidak diinginkan atau pengalaman kesehatan yang buruk sehingga berdampak
besar pada status kesehatan.
5. Harapan seseorang tentang dirinya.
Harapan
merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan status
kesehatan ke arah yang optimal
6. Keturunan
Keturunan
juga memberikan pengaruh terhadap status keehatan seseorang mengingat potensi
perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik, walaupun
tidak terlalu besar tetapi akan mempengaruhi respons terhadap berbagai pnyakit.
7. Lingkungan.
Lingkungan
yang dimaksud adalah lingkungan fisik seperti sanitasi lingkungan, kebersihan
diri, tempat pembuangan air limbah atau kotoran serta rumah yang kurang
memenuhi persyaratan kesehatan sehingga dapat mempengaruhi perilaku hidup sehat
yang dapat merubah status kesehatan.
8. Pelayanan
Pelayanan
kesehatan dapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat
mempengaruhi status kesehatan. Hal ini dapat dijumpai apabila tempat pelayanan
kesehatan terlalu jauh atau kualitas dalam memberikan pelayanan kurang baik,
maka dapat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku hidup sehat.
Beberapa
kategori yang diidentifikasikan sebagai faktor penentu yang penting dalam
status kesehatan seseorang (Edelman dan Mandle, 1994) antara lain: Merokok,
nutrisi, penggunaan alkohol, kebiasaan penggunaan obat-obatan, mengendarai
kendaraan bermotor, olahraga, seksualitas dan penggunaan alat kontrasepsi atau
alat pencegah lainnya, hubungan keluarga, modifikasi faktor risiko, koping dan
adaptasi.
2.3
Peranan nutrisi dalam perilaku sehat-sakit
Tubuh manusia memiliki kebutuhan
esensial terhadap nutrisi, walaupun tubuh dapat bertahan tanpa makanan lebih
lama daripada tanpa cairan. Seperti kebutuhan fisiologis lainnya, kebutuhan
nutrisi belum terpenuhi secara tepat pada manusia dengan berbagai usia. Standar
nutrisi yang baik sesuai dengan fase perkembangan hidup sangat berperan dalam
peningkatan kesehatan. Namun jika kebutuhan akan nutrisi ini tidak terpenuhi
secara adekuat tentunya akan berdampak buruk bagi kesehatan tubuh.
Pemenuhan nutrisi sesuai dengan tumbuh
kembang harus dipenuhi secara tepat untuk menjaga kondisi tubuh tetap baik
sehingga kesehatan dari setiap individu dapat tercapai dengan baik. Jika hal
ini terabaikan, maka kasus-kasus masyarakat yang memiliki gangguan pemenuhan
nutrisi akan selalu bertambah. Beberapa fakta membuktikan bahwa peningkatan
jumlah balita dengan gizi buruk di setiap daerah selalu meningkat. Hal ini
harus diperhatikan secara serius oleh pemerintah karena kebutuhan nutrisi
sangat mempengaruhi perkembangan dari diri individu untuk membentuk generasi
yang memiliki pemikiran yang cerdas dan pribadi yang sehat baik secara jasmani
maupun rohani.
2.4
Perilaku sehat-sakit pada masyarakat di berbagai kelompok
sosial dalam pengkajian pemenuhan nutrisi
Kelompok sosial (social group) merupakan himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia
yang hidup bersama, oleh karena adanya hubungan antara mereka. Hubungan
tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi
dan juga satu kesadaran untuk saling tolong menolong. (Soerjono Soekanto,
1982).
Tipe- tipe kelompok sosial :
1.
Kelompok
sosial dipandang dari sudut individu
Dalam masyarakat yang sudah kompleks,
individu biasanya menjadi amggota dari kelompok sosial tertentu sekaligus,
misalnya atas dasar kekerabatan, usia, seks, ras dan sebagainya. Akan tetapi,
dalam hal lain seperti di bidang pekerjaan, rekreasi dan sebagainya,
keanggotaan bersifat sukarela. Dengan demikian, terdapat derajat tertentu bagi
individusehubungan dengan keanggotaan kelompok sosial sehingga bagi individu
terdapat dorongan tertentu pula sebagai anggota suatu kelompok sosial.
Pemenuhan nutrisi bagi setiap individu tentunya akan berbeda-beda. Dalam
pengkajian nutrisi pola hidup yang dianut oleh setiap individu adalah faktor
utama yang menetukan baik-buruknya kondisi nutrisi. Pemenuhan nutrisi setiap
individu berpengaruh penting bagi perilaku konsep sehat-sakit dalam diri
individu
2.
Kelompok
sosial dipandang dari sudut keluarga
Menurut Duval dan Logan (1986),
menguraikan keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya
dan meningkatkanperkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap
anggota. Pemenuhan nutrisi dari setiap keluarga dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya faktor sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan
yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan berperan dalam
lingkungan sosial (Friedman, 1996). Kurangnya sosialisasi dalam sebuah keluarga
akan mempengaruhi asupan nutrisi dari keluarga tersebut. Faktor kedua adalah
faktor ekonomi. Setiap keluarga memiliki fungsi ekonomi yang merupakan fungsi
keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga, seperti kebutuhan
akan makan, minum, pakaian/ sandang dan tempat perlindungan. Perbedaan kondisi
ekonoomi dari setiap keluarga juga sangat berpengaruh pada asupan nutrisi yang
dimiliki oleh anggota keluarga tersebut.
3.
Kelompok
sosial dipandang dari sudut masyarakat.
Masyarakat adalah sekumpulan manusia
yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan
hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat
oleh suatu rasa identitas bersama. (Kontjaraningrat, 1990). Adat istiadat dan
kebudayaan di dalam masyarakat diciptakan untuk mengatur tatanan kehidupan
bermasyarakat, yang mencakup bidang yang sangat luas diantara tata cara
berinteraksi antara kelompok-kelompok yang ada di masyarakat. Salah satu faktor
yang berpengaruh pada pengkajian pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah faktor
budaya dan adat istiadat yang dikarenakan pada fungsi tersebut. Faktor lainnya
adalah kurangnya pengetahuan masyarakat akan pemenuhan nutrisi yang tepat bagi
setiap individu pada setiap tingkatan usia.
2.5
Pengaruh faktor budaya dalam pengkajian
pemenuhan kebutuhan nutrisi
Budaya menggambarkan sifat non-fisik,
seperti nilai, keyakinan, sikap, atau adat istiadat yang disepakati oleh kelompok
masyarakat dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tidak ada
satu definisi tunggal untuk kata kultur. Kultur adalah juga merupakan kumpulan
dari keyakinan, praktik, kebiasaan, kesukaan, ketidaksukaan, norma,
adat-istiadat, dan ritual yang dipelajari dari keluarga selama sosialisasi bertahun-tahun. Banyak keyakinan,
pikiran, dan tindakan masyarakat, baik yang disadari maupun yang tidak
disadari, ditentukan oleh latar belakang budaya (Spector, 1991).
Perawat merupakan posisi yang tepat untuk
mengenal tanda-tanda nutrisi buruk dan mengambil langkah-langkah untuk
mengawali perubahan. Kontak sehari-hari yang dekat dengan klien dan keluarganya
memungkinkan perawat untuk mengobservasi status fisik, asupan makanan,
penambahan atau kehilangan berat badan, dan respons pada terapi klien. Perawat
dapat mengidentifikasi masalah aktual atau potensial dalam status nutrisi dan
mengimplementasikan terapi perawatan, medis dan nutrisi yang tepat untuk
mengurangi atau membalikkan perubahan nutrisi.
Aspek budaya yang mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah pola makan alternatif yang dianut oleh
beberapa masyarakat yang dapat berpengaruh besar pada pemenuhan nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuh. Lama sebelum izin direkomendasikan dan pedoman disebarluaskan,
banyak orang mengikuti pola khusus asupan makanan berdasarkan:
1. Agama
2. Latar belakang kebudayaan
3. Etik
4. Kepercayaan kesehatan
5. Pilihan pribadi atau perhatian penggunaan
tanah yang efisien untuk memproduksi makanan.
Diit khusus tertentu tidak perlu lebih
atau kurang dibanding dengan diit berdasarkan pada empat kelompok dasar makanan
atau pedoman nutrisi lain karena nutrisi yang baik tergantung pada keseimbangan
asupan semua nutrisi yang dibutuhkan. Pola diit yang umum adalah diit
vegetarian.
BAB
III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
1. Sehat berarti bukan hanya
bebas dari penyakit, tetapi meliputi seluruh kehidupan manusia, termasuk aspek
sosial, psikologis, spiritual, faktor-faktor lingkungan, ekonomi, pendidikan
dan rekreasi. Sedangkan sakit adalah suatu keadaan dimana seseorang berada
dalam keadaan tidak seimbang akibat adanya pengaruh yang datang dari luar atau
dari dalam dirinya.
2. Status kesehatan merupakan
suatu keadaan kesehatan seseorang dalam batas rentang sehat-sakit yang bersifat
dinamis dan dipengaruhi: Perkembangan, Nutrisi, Sosial dan Kultural, Pengalaman
masa lalu, Harapan seseorang
tentang dirinya, Keturunan, Lingkungan,
Pelayanan
3. Pemenuhan nutrisi sesuai
dengan tumbuh kembang harus dipenuhi secara tepat untuk menjaga kondisi tubuh
tetap baik sehingga kesehatan dari setiap individu dapat tercapai dengan baik
4.
Perilaku
sehat-sakit pada masyarakat di berbagai kelompok sosial dalam pengkajian
pemenuhan nutrisi.
Tipe- tipe kelompok sosial :
Kelompok sosial dipandang dari sudut individu, Kelompok sosial dipandang dari
sudut keluarga, Kelompok sosial dipandang dari sudut masyarakat
5. Aspek budaya yang mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah pola makan alternatif yang dianut oleh
beberapa masyarakat yang dapat berpengaruh besar pada pemenuhan nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuh.
3.2 SARAN
Penulis sudah
berusaha dengan semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu
penulis mohon kritik dan saran dari pembaca guna menyempurnakan makalah ini
agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, DRs. Nasrul. 1997. Dasar-dasar
keperawatan kesehatan masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Murwani, Arita, S.Kep. 2008. Pengantar
Konsep Dasar Keperawatan. Yogyakarta: Fitramaya.
Notoatmodjo, Prof. Dr. Soekidjo. 2003. Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Potter, Perry. 1999. Fundamental
Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi
Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar