KANKER SERVIKS
I. DEFINISI
Kanker
serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat
dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan
normal di sekitarnya (FKUI, 1990; FKKP, 1997).
II. ETIOLOGI
1. Hubungan seksual pertama kali pada usia dini (umur < 16 tahun).
2. Sering berganti-ganti pasangan (multipatner sex).
3. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) tipe 16 dan
18.
Penelitian
menunjukkan bahwa 10-30 % wanita pada usia 30’an tahun yang sexually active
pernah menderita infeksi HPV (termasuk infeksi pada daerah vulva). Persentase
ini semakin meningkat bila wanita tersebut memiliki banyak pasangan seksual.
Pada sebagian besar kasus, infeksi HPV berlangsung tanpa gejala dan bersifat
menetap.
Kedua
faktor diatas juga berhubungan dengan infeksi HPV. Semakin dbanyak
berganti-ganti pasangan maka tertularnya infeksi HPV juga semakin tinggi.
Begitu pula dengan terpaparnya sel-sel mulut rahim yang mempunyai pH tertentu
dengan sperma-sperma yang mempunyai pH yang berbeda-beda pada multipatner dapat
merangsang terjadinya perubahan kearah displasia.
4. Infeksi Herpes Simpleks Virus (HSV) tipe 2
5. Wanita yang melahirkan anak lebih dari 3 kali
6. Wanita merokok, karena hal tersebut dapat
menurunkan daya tahan tubuh.
III.
FAKTOR RESIKO
Beberapa faktor yang mempengaruhi
insiden kanker serviks yaitu:
1. Usia.
2. Jumlah perkawinan
3. Hygiene dan sirkumsisi
4. Status sosial ekonomi
5. Pola seksual
6. Terpajan virus terutama virus HIV
7. Merokok
IV.
KLASIFIKASI
Klasifikasi
Kanker Serviks menurut FIGO 1978
Tingkat
|
Kriteria
|
0
|
Karsinoma
In Situ ( KIS), membran basalis utuh
|
I
|
Proses
terbatas pada servks walaupun ada perluasan ke korpus uteri
|
I
a
|
Karsinoma
mikro invasif, bila membran basalis sudah rusak dan sel tumor sudah stroma
tidak > 3 mm, dan sel tumor tidak tedapat didalam pembuluh limfe atau
pembuluh darah.
|
I
b
|
Secara
klinis tumor belum tampak sebagai karsinoma, tetapi pada pemeriksaan
histologi ternyata sel tumor telah mengadakan invasi stroma melebihi Ia
|
II
|
Proses
keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar 2/3 bagian atas vagina dan
parametrium, tetapi tidak sampai dinding panggul
|
II
a
|
Penyebaran
hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infitrat tumor
|
II
b
|
Penyebaran
ke parametrum, uni atau bilateral, tetapi belum sampai dinding panggul
|
III
a
|
Penyebaran
sampai ½ bagian distal vagina, sedang parametrium tidak dipersoalkan asal
tidak sampai dinding panggul.
|
III
b
|
Penyebaran
sudah sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah infiltrat antara tumor
dengan dinding panggul.
|
IV
|
Proses
keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mokusa rektum dan
atau vesika urinaria atau telah bermetastasi keluar panggul ketempat yang
jauh
|
IV
a
|
Proses
sudah sampai mukosa rektum dan atau vesika urinaria atau sudah keluar dari
pangul kecil, metastasi jauh belum terjadi
|
IV
b
|
Telah
terjadi metastasi jauh.
|
V.
TANDA DAN GEJALA
1. Perdarahan
2. Keputihan yang berbau dan tidak
gatal
3. Cepat lelah
4. Kehilangan berat badan
5. Anemia
- Manifestasi Klinis
Dari
anamnesis didapatkan keluhan metroragi, keputihan warna putih atau puralen yang
berbau dan tidak gatal, perdarahan pascakoitus, perdarahan spontan, dan bau
busuk yang khas. Dapat juga ditemukan keluhan cepat lelah, kehilangan berat
badan, dan anemia. Pada pemeriksaan fisik serviks dapat teraba membesar,
ireguler, terraba lunak. Bila tumor tumbuh eksofitik maka terlihat lesi pada
porsio atau sudah sampai vagina. Diagnosis harus dipastikan dengan pemeriksaan
histologi dan jaringan yang diperoleh dari biopsi.
- Prognosis
Karsinoma serviks yang tidak dapat
diobati atau tidak memberikan respons terhadap pengobatan 95% akan mengalami
kematian dalam 2 tahun setelah timbul gejala. Pasien yang menjalani
histerektomi dan memiliki rasio tinggi terjadinya rekurensi harus terus diawasi
karena lewat deteksi dini dapat diobati dengan radioterapi. Setelah
histerektomi radikal, terjadinya 80% rekurensi dalam 2 tahun.
VI.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sitologi, dengan
cara tes pap
Tes
Pap : Tes ini merupakan penapisan untuk mendeteksi infeksi HPV dan prakanker
serviks. Ketepatan diagnostik sitologinya 90% pada displasia keras (karsinoma
in situ) dan 76% pada dysplasia ringan / sedang. Didapatkan hasil negatif palsu
5-50% sebagian besar disebabkan pengambilan sediaan yang tidak adekuat.
Sedangkan hasil positif palsu sebesar 3-15%.
- Kolposkopi
- Servikografi
- Pemeriksaan visual langsung
- Gineskopi
- Pap net (Pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitive)
VII.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Tingkat
|
Penatalaksaan
|
0
I
a
I
b dan II a
II
b , III dan IV
IV
a dan IV b
|
Biopsi kerucut
Histerektomi trasnsvaginal
Biopsi kerucut
Histerektomi trasnsvaginal
Histerektomi radikal dengan
limfadenektomi panggul dan evaluasi kelenjar limfe paraorta (bila terdapat
metastasis dilakukan radiologi pasca pembedahan)
Histerektomi transvaginal
Radioterapi
Radiasi paliatif
Kemoterapi
|
VIII.
KONSEP ASUHAN KEPERAWTAN
a. Pengkaijan
1. Identitas klien.
2. Keluhan utama.
Perdarahan dan keputihan
Perdarahan dan keputihan
3. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang dengan perdarahan pasca
coitus dan terdapat keputihan yang berbau tetapi tidak gatal. Perlu ditanyakan
pada pasien atau keluarga tentang tindakan yang dilakukan untuk mengurangi
gejala dan hal yang dapat memperberat, misalnya keterlambatan keluarga untuk
memberi perawatan atau membawa ke Rumah Sakit dengan segera, serta kurangnya
pengetahuan keluarga.
4. Riwayat penyakit terdahulu.
Perlu
ditanyakan pada pasien dan keluarga, apakah pasien pernah mengalami hal yang demikian
dan perlu ditanyakan juga apakah pasien pernah menderita penyakit infeksi.
5. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah dalam
keluarga ada yang menderita penyakit seperti ini atau penyakit menular lain.
6. Riwayat
psikososial
Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji
tentang pemeliharaan gizi di rumah dan agaimana pengetahuan keluarga tentang
penyakit kanker serviks.
b. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
• Perdarahan
• keputihan
• Perdarahan
• keputihan
2. palpasi
• nyeri abdomen
• nyeri punggung bawah
• nyeri abdomen
• nyeri punggung bawah
c. Pemeriksaan Dignostik
1. Sitologi
2. Biopsi
3. Kolposkopi
4. Servikografi
5. Gineskopi
6. Pap net (pemeriksaan
terkumpoteresasi dengan hasil lebih sensitif)
d. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan
berhubungan dengan anemia trombositopenia .
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.
3. Risiko tinggi terhadap infeksi
berhubungan dengan imunosupresi
4. Resiko tinggi terhaap cedera
berhubungan dengan trombositopenia.
5. Inteloransi aktifitas berhubungan
dengan keletihan sekunder akibat anemia dan pemberian kemoterapi.
6. Koping individu tidak efektif
berhubungan dengan diagnosa malignansi genokologis dan prognosis yang tak
menentu.
7. Perubahan konsep diri (peran)
berhubungan dengan dampakdiagnosis kanker terhadap peran pasien dalam keluarga.
8. Kurang pengetahuan tentang
penatalaksanaan pengobatan berhubbungan dengan terbatasnya informasi.
e. Intervensi
1. Perubahan perfusi jaringan
berhubungan dengan anemia trombositopenia .
Tujuan:
Mampu mengenali dan menangani anemia pencegahan terhadap terjadinya komplikasi perdarahan.
Intervensi :
Tujuan:
Mampu mengenali dan menangani anemia pencegahan terhadap terjadinya komplikasi perdarahan.
Intervensi :
- Kolaborasi dalam pemeriksaan hematokrit dan Hb serta jumlah trombosit.
- Berikan cairan secara cepat.
- Pantau dan atur kecepatan infus.
- Kolaborasi dalam pemberian infuse
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.
Tujuan:
Masukan yang adekuat serta kalori yang mencukupi kebutuhan tubuh.
Intervensi:
Tujuan:
Masukan yang adekuat serta kalori yang mencukupi kebutuhan tubuh.
Intervensi:
·
Kaji
adanya pantangan atau adanya alergi terhadap makanan tertentu.
·
Kolaborasi
dengan ahli gizi dalam pemberian menu yang sesuai dengan diet yang ditentukan.
·
Pantau
masukan makanan oleh klien.
·
Anjurkan
agar membawa makanan dari rumah jika dipelukan dan sesuai dengan diet.
·
Lakukan
perawatan mulut sebelum makan sesuai ketentuan.
3.
Risiko tinggi terhadap infeksi
berhubungan dengan imunosupresi
Tujuan:
Potensial infeksi menurun dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
Intervensi :
Tujuan:
Potensial infeksi menurun dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi.
Intervensi :
- Pantau tanda vital setiap 4 jam atau lebih sering bila diperlukan.
- Tempatkan pasien pada lokasi yang tersedia.
- Bantu pasien dalam menjaga hygiene perorangan
- Anjurkan pasien beristirahat sesuai kebutuhan.
- Kolaborasi dalam pemeriksaan kultur dan pemberian antibiotika.
4. Resiko tinggi terhaap cedera
berhubungan dengan trombositopenia.
Tujuan:
Pasien bebas dari perdarahan dan hipoksis jaringan
Intervensi :
Tujuan:
Pasien bebas dari perdarahan dan hipoksis jaringan
Intervensi :
- Kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk pemeriksaan darah lengkap (Hb dan Trombosit)
- Lakukan tindakan yang tidak menyebabkan perdarahan.
- Observasi tanda-tanda perdarahan.
- Observasi tanda-tanda vital.
- Kolaborasi dalam tindakan transfusi TC ( Trombosit Concentrated)
5.
Inteloransi aktifitas berhubungan
dengan keletihan sekunder akibat anemia dan pemberian kemoterapi.
Tujuan:
Pasien mampu mempertahankan tingkat aktifitas yang optimal.
Intervensi:
Pasien mampu mempertahankan tingkat aktifitas yang optimal.
Intervensi:
·
Kaji
pola istirahat serta adanya keletihan pasien.
·
Anjurkan
kepada pasien untuk mempertahan pola istirahat atau tidur sebanyak mungkin
dengan diimbangi aktifitas.
·
Bantu
pasien merencanakanaktifitas berdasarkan pola istirahat atau keletihan yang
dialami.
·
Anjurkan
kepada klien untuk melakukan latihan ringan.
·
Observasi
kemampuan pasien dalam malakukan aktifitas.
6. Koping individu tidak efektif
berhubungan dengan diagnosa malignansi genokologis dan prognosis yang tak
menentu.
Tujuan:
Ansietas, kekuatiran dan kelemahan menurun sampai dengan pada tingkat dapat diatasi.
Intervensi:
Tujuan:
Ansietas, kekuatiran dan kelemahan menurun sampai dengan pada tingkat dapat diatasi.
Intervensi:
·
Gunakan
pendekatan yang tenang dan cipakan suasana lingkungan yang kondusif.
·
Evaluasi
kempuan pasien dalam mengambil keputusan
·
Dorong
harapan yang realistis.
·
Dukung
penggunaan mekanisme pertahanan diri yang sesuai.
·
Berikan dorongan spiritual.
7. Perubahan konsep diri (peran)
berhubungan dengan dampakdiagnosis kanker terhadap peran pasien dalam keluarga.
Tujuan :
Pasien
dapat mengungkapkan dampak dari diagnosa kanker terhadap perannya dan
mendemontrasikan kemampuan untuk menghadapi perubahan peran.
Intervensi :
·
Bantu
pasien untuk mengedintifikasi peran yang bisa dilakukan didalam keluarga dan
komunitasnya.
·
Bantu
pasien untuk mengidentifikasi perubahan fisik yang spesifik yang dibutuhkan
sehubungan dengan penyakitnya.
·
Ø
Diskusikan dengan keluarga untuk berkompensasi terhadap perubahan peran anggota
yang sakit.
8.
Kurang pengetahuan tentang
penatalaksanaan pengobatan berhubungan dengan terbatasnya informasi.
Tujuan :
Pasien dapat mengungkapkan perencanaan pengobatan tujuan dari pemberian terapi.
Intervensi:
Pasien dapat mengungkapkan perencanaan pengobatan tujuan dari pemberian terapi.
Intervensi:
- Baringkan pasien diatas tempat tidur.
- Kaji kepatenan kateter abdomen.
- Observasi tentang reaksi yang dialami pasien selama pengobatan
- Jelaskan pada pasien efek yang mungkin dapat terjadi.
f. Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari tindakan
keperawatan adalah :
1.Mampu mengenali dan menangani
anemia pencegahan terhadap terjadinya komplikasi perdarahan.
2. Kebutuhan Nutrisi dan Kalori
pasein tercukupi kebutuhan tubuh
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi
4. Pasien bebas dari perdarahan dan
hipoksis jaringan
5. Pasien mampu mempertahankan
tingkat aktifitas yang optimal.
6. Ansietas, kekuatiran dan
kelemahan menurun sampai dengan pada tingkat dapat diatasi.
7. Pasien dapat mengungkapkan dampak
dari diagnosa kanker terhadap perannya dan mendemontrasikan kemampuan untuk
menghadapi perubahan peran.
8. Pasein dapat mengungkapkan
perencanaan pengobatan tujuan dari pemberian terapi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari data
di atas dapat disimpulkan bahwa, kanker serviks merupakan penyakit yang dapat
membunuh wanita terbanyak ke-2 di dunia. Dan Kanker
jenis ini dapat berpindah ke orang lain melalui hubungan seksual,
3.1 Saran
Untuk
mewaspadai penyakit kanker serviks, ada baiknya kita kenali gejala-gejala yang ditimbulkan penyakit
kanker ini. Jika anda adalah pelaku seksual aktif maka sebaiknya anda melakukan
tes kesehatan alat
vital setiap dua tahun sekali untuk memastikan kondisi fisik anda.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer dkk (2000), Kapita Selekta Kedokteran , Edisi 3 ,
Jilid 1. EGC : Jakarta
Doengoes, Marilyn.E 1989.Nursing care and Plans.Philadelphia: F.A
Davis Company.
Mochtar, Rustam. 1989.Synopsis obstetric. Jakarta:EGC.
Prawirohard. jo, Sarwono.1994.Ilmu Kandungan. Jakarta: Gramedia.
Mochtar, Rustam. 1989.Synopsis obstetric. Jakarta:EGC.
Prawirohard. jo, Sarwono.1994.Ilmu Kandungan. Jakarta: Gramedia.
Sanusi, Chandra. 1989:Ginekologi Greenhill edisi 10.
Jakarta:EGC.
http:// www.medicastore .com/med
http://creasoft.wordpress.com
http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/03/kanker-serviks.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar