PENGGUNAAN BRONKODILATOR : SIMPATOMIMETIKA (β2 AGONIST) DALAM TERAPI ASMA
PENGGUNAAN BRONKODILATOR : SIMPATOMIMETIKA (β2 AGONIS)
DALAM TERAPI ASMA
Asma
merupakan penyakit yang sering ditemukan pada semua usia. Asma adalah
suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyampitan peradangan dan
penyempitan yang bersifat sementara. Ini terjadi karena saluran nafas
tersebut sangat sensitif terhadap faktor khusus (pemicu) yang
menyebabkan jalan udara menyempit hingga aliran udara berkurang dan
mengakibatkan sesak nafas dan nafas berbunyi (wheezing).
Penatalaksanaan
terapi pada penyakit asma meliputi outcome, sasaran terapi, tujuan
terapi, dan strategi terapi. Pada umumnya sasaran terapi penyakit asma
adalah gejala asma, bronkospasma (kejang bronki) dan peradangan pada
saluran pernafasan. Tujuan terapi penyakit asma adalah
mencegah terjadinya gejala asma, mengontrol terjadinya gejala asma,
mencegah dan mengurangi terjadinya bronkospasma (kejang bronki), dan
menghambat atau mengurangi peradangan saluran pernafasan. Strategi
terapi penyakit asma meliputi terapi non farmakologis (tidak menggunakan
obat) dan terapi farmakologis (menggunakan obat).
Terapi
nonfarmakologis (tidak menggunakan obat) dapat dilakukan dengan
pemberian edukasi pada pasien. Penting bagi pasien untuk mengenali
gejala asma yang mesti diwaspadai seperti sesak nafas disertai mengi,
keringat dingin, pucat, nyeri dada, dan lemas. Edukasi pada pasien
berupa penjelasan mengenai faktor pemicu timbulnya asma dan cara
penanganannya jika serangan asma terjadi. Selain itu juga mengontrol
kondisi lingkungan sekitar (membersihkan lingkungan rumah dan kamar
secara rutin), tidak merokok, tidak beraktivitas secara ebrlebihan, dan
menjauhkan sebanyak mungkin faktor pemicu timbulnya serangan asma
(menghindari tempat-tempat berdebu, menjauhi binatang berbulu yang
bulubya mudah rontok seperti kucing dan anjing).
Terapi farmakologis merupakan terapi yang menggunakan obat. Tahap-tahap dalam terapi farmakologis asma ada dua, yaitu Quick-relief medicines dan Long-term medicines. Cara kerja quick-relief medicines yaitu merelaksasi
otot-otot di saluran pernafasan, memudahkan pasien untuk bernafas,
memberikan kelegaan bernafas, digunakan saat terjadi serangan asma.Cara kerja long-term medicines yaitu mengobati
inflamasi pada saluran pernafasan, mengurangi udem dan mukus berlebih,
memberikan kontrol untuk jangka waktu lama, membantu mencegah timbulnya
serangan asma. Berdasarkan mekanisme kerjanya obat asma dibedakan
menjadi golongan bronkodilator, golongan kortikosteroid, dan obat-obat
lain. Ada tiga jenis bronkodilator, yaiu simpatomimetika (β2 agonist), metil santin, dan antikolinergik.
Artikel ini membicarakan tentang terapi asma menggunakan obat asma golongan bronkodilator jenis simpatomimetika (β2
agonist). Obat simpatomimetika merupakan obat yang memiliki aksi serupa
dengan aktivitas saraf simpatis. Sistem saraf simpatis memegang peranan
penting dalam emnentukan ukuran diameter bronkus. Ujung saraf simpatis
yang menghasilkan norepinepherine, ephinepherine, isoprotenerol disebut adrenergic. Adrenergic memiliki dua reseptor α dan β (β1 dan β2). Adrenergic menstimulasi reseptor β2 (pada kelenjar dan otot halus bronkus) sehingga terjadi bronkodilatasi. Mekanisme kerja obat simpatomimetika adalah melalui stimulus reseptor β2 pada bronkus menyebabkan aktivasi adenilsiklase. Enzim ini mengubah ATP (Adenosintrifosfat) menjadi cAMP (cyclic-adenosine-monophosphat)
dengan pembebasan energi yang digunakan untuk proses dalam sel.
Meningkatnya kadar cAMP dalam sel menghasilkan efek bronkodilatasi.
Obat simpatomimetika (β2 agonist) mempunyai dua aksi yaitu short-acting (salbutamol, terbutalin sulfat, bambuterol hidroklorida, fenoterol hidrobromida) dan long-acting (formeterol fumarat, salmeterol). Obat simpatomimetika (β2 agonist) seperti salbutamol dan terbutalin merupakan obat β2
agonist yang paling aman dan paling efektif untuk asma. Serangan asma
ringan sampai sedang umumnya memberikan respon secara cepat terhadap
pemberian aerosol seperti salbutamol dan terbutalin. Untuk
serangan asma yang lebih berat, diperlukan kortikosteroid oral jangka
pendek agar asmanya terkontrol. Salmeterol dan formeterol kerjanya lebih
panjang (long acting), diberikan secara inhalasi 2xsehari.
Salmeterol dan formeterol mampu memberikan manfaat klinis untuk
penggunan rutin tetapi tidak dapat dipakai untuk serangan asma akut.
Obat simpatomimetika (β2 agonist) short-acting tidak
boleh diresepkan secara rutin untuk pasien dengan asma ringan atau
sedang, karena berbagai uji klinik penggunaannya secara rutin tidak
memberikan manfaat klinis.
Berikut ini adalah obat-obat pilihan bronkodilator jenis simpatomimetika (β2 agonist) untuk terpi asma :
1. Nama Obat Salbutamol
· Generik = salbutamol
· Dagang = Bromosal®, Ventolin®, Lasal®, Ventab®, Bromosal®, Venterol®, Volmax®, Butasal®
· Indikasi
Asma dan kondisi lain yang berkaitan dengan obstruksi saluran nafas yang reversibel
· Kontra indikasi
Hipertiroidisme, insufisiensi miokard, aritmia, hipertensi
· Bentuk sediaan, Dosis, Dan Aturan Pakai
ü Peroral (Tablet, kapsul, kaptab)
4 mg 3-4xsehari (usia lanjut dan pasien yang sensitif dosis awal 2 mg)
Dosis tunggal max 8mg
<2th: 100mcg/kg 4xsehari
2-6th: 1-2mg 3-4xsehari
6-12tth: 2mg 3-4xsehari
ü Injeksi subkutan
500mcg diulang tiap 4 jam bila perlu
ü Injeksi intravena lambat
250mcg diulang bila perlu
ü Infus intravena
5mcg/menit lalu disesuaikan dengan respon dan denyut jantung, lazimnya antara 3-20mcg/menit, atau bila perlu
ü Inhalasi aerosol
100-200mcg
(1-2 hisapan), untuk gejala persisten 3-4 kali sehari, anak 100mcg (1
hisapan) dapat dinaikkan menjadi 200mcg bila perlu
· Efek Samping
Tremor
halus terutama tangan, ketegangan saraf, sakit kepala, vasodilatasi
perifer, takikardi (jarang pada pemberian aerosol), hipokalemia sesudah
dosis tinggi, reaksi hipersensitif termasuk bronkospasma paradoks,
urtkaria, dan angio edema. Sedikit rasa sakit pada tempat injeksi
intramuskular
· Resiko Khusus
Wanita hamil dan menyusui, pasien usia lanjut, pemberian intravena pada pasien diabetes.
2. Nama Obat Terbutalin Sulfat
· Generik = -
· Dagang = Bricasma®, Bricasma Durules®, Brasmatic®, Bintasma®, Sobutal®
· Indikasi
Asma dan kondisi lain yang berkaitan dengan obstruksi saluran nafas yang reversibel
· Kontra indikasi
Hipertiroidisme, insufisiensi miokard, aritmia, hipertensi
· Bentuk sediaan, Dosis, Dan Aturan Pakai
ü Peroral (Tablet, kaptab)
2,5 mg 3xsehari selama 1-2 minggu, lalu dinaikkan 5mg 2xsehari
Anak: 75mcg/kg 3xsehari
7-15th: 2,5mg 2-3xsehari
ü Injeksi subkutan, intravena lambat
250-500mcg sampai 4xsehari ; 2-15th: 10mcg/kg sampai max 300mcg
ü Infus intravena
Dalam larutan yang mengandung 3-5mcg/ml, 1,5-5mcg/menit selama 8-10jam
ü Inhalasi aerosol
Dewasa dan anak: 250-500mcg (1-2 hisapan), untuk gejala persisten sampai 3-4xsehari
· Efek samping
Tremor
halus terutama tangan, ketegangan saraf, sakit kepala, vasodilatasi
perifer, takikardi (jarang pada pemberian aerosol), hipokalemia sesudah
dosis tinggi, reaksi hipersensitif termasuk bronkospasma paradoks,
urtkaria, dan angio edema. Sedikit rasa sakit pada tempat injeksi
intramuskular
· Resiko khusus
Wanita hamil dan menyusui, pasien usia lanjut, pemberian intravena pada pasien diabetes
3. Nama Obat Salmeterol
· Generik = -
· Dagang = Serevent Inhaler®, Serevent Rotadisk®
· Indikasi
Obstruksi
saluran nafas reversibel (termasuk asma noktural dan asma karena
latihan fisik) pada pasien yang memerlukan terapi bronkodilator jangka
lama yang seharusnya juga menjalani pengobatan antiinflamasi inhalasi
(kortikosteroid) atau kortikosteroid oral (catatan : salmeterol tidak
bisa untuk mengatasi serangan akut dengan cepat, dan pengobatan
pengobatan kortikosteroid yang sedang berjalan tidak boleh dikurangi
dosisnya atau dihentikan)
· Kontra indikasi
Hipertiroidisme, insufisiensi miokard, aritmia, hipertensi
· Bentuk sediaan, Dosis, Dan Aturan Pakai
ü Inhalasi
50 mcg (2 hisapan) 2xsehari, hingga 100mcg (4 hisapan) 2xsehari pada obstruksi yang lebih berat.
< 4th tidak dianjurkan
> 4th 50 mcg (2 hisapan) 2xsehari
· Efek samping
Tremor
halus terutama tangan, ketegangan saraf, sakit kepala, vasodilatasi
perifer, takikardi (jarang pada pemberian aerosol), hipokalemia sesudah
dosis tinggi, reaksi hipersensitif termasuk bronkospasma paradoks,
urtkaria, dan angio edema. Sedikit rasa sakit pada tempat injeksi
intramuskular
· Resiko khusus
Wanita hamil dan menyusui, pasien usia lanjut, pemberian intravena pada pasien diabetes
4. Nama Obat Formoterol Fumarat
· Generik = -
· Dagang = Foradil®
· Indikasi
Sama seperti salmeterol
· Kontra indikasi
Hipertiroidisme, insufisiensi miokard, aritmia, hipertensi
· Bentuk sediaan, Dosis, Dan Aturan Pakai
ü Inhalasi Serbuk
Dewasa
: > 18th 12mcg 2xsehari, dapat dinaikkan menjadi 24mcg 2xsehari pada
obstruksi jalan nfas yang lebih berat. Tidak dianjurkan untuk anak di
bawah 18th.
· Efek samping
Tremor
halus terutama tangan, ketegangan saraf, sakit kepala, vasodilatasi
perifer, takikardi (jarang pada pemberian aerosol), hipokalemia sesudah
dosis tinggi, reaksi hipersensitif termasuk bronkospasma paradoks,
urtkaria, dan angio edema. Sedikit rasa sakit pada tempat injeksi
intramuskular, iritasi orofaring, iritasi konjungtiva atau udem pelupuk
mata, mual, insomnia, ruam kulit, dan gangguan pengecapan
· Resiko khusus
Wanita hamil dan menyusui, pasien usia lanjut, pemberian intravena pada pasien diabetes
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2006, British National Formulary, 52nd edirion, 142-150, BMJ Publishing Group Ltd, British.
Dipiro, J. T., 1997, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 3rd Edition, 553-590, Appeton & Lange, Stamford.
Tierney, L. M., McPhee, S. J., Papadakis, M. A., 2006, Current Medical Diagnosis And Treatment, 45th Edition, 226-237, Lange Medical Books/MacGraw-Hill, USA.
Tjay, Tan, dan Rahardja, Kirana, 2002, Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan, Dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi V, Cetakan I, 599-618, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar